Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan

Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan  Sistem penyangga kehidupan merupakan satu pro ses alami dari berbagai unsur hayati dan non hayati yang menjamin kelangsungan kehidupan makhluk. Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya proses ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk mening katkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidup an manusia.  Untuk mewujudkan keadaan tersebut maka pemerintah menetapkan hal-hal sebagai berikut. a. Wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan. b. Penetapan pola dasar pembinaan wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan. c. Pengaturan cara pemanfaatan wilayah perlin dungan sistem penyangga kehidupan. d. Setiap pemegang hak atas tanah dan hak pengusaha di perairan dalam wilayah sistem penyangga kehidupan wajib menjaga kelangsungan fungsi perlindungan wilayah tersebut. e. Dalam rangka pelaksanaan sistem penyangga ke hidupan, pemerintah mengatur serta melakukan tin dak

KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP BERDASARKAN KRITERIA BIOFISIK, SOSIAL EKONOMI, DAN BUDAYA

KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP BERDASARKAN KRITERIA BIOFISIK, SOSIAL EKONOMI, DAN BUDAYA Setiap lingkungan hidup diatur oleh suatu hukum alam secara otomatis. Maksudnya jika salah satu komponen mengalami kerusakan, akan dapat menyebabkan kerusakan pula pada komponen-komponen yang lain karena dalam suatu lingkungan hidup ada yang disebut dengan kaidah satu untuk yang lain. . Pada dasarnya tiap-tiap komponen dalam ling kung an hidup dapat dikatakan sebagai satu untuk yang lain, yang dalam hal ini digambarkan bahwa binatang mati, busuk, diserap ta nah, menjadi pupuk bagi tumbuhnya rumput, rumput dimakan kambing, kam bing dimakan harimau, dan seterusnya. Lingkungan hidup diatur oleh suatu hukum alam secara otomatis. Artinya kalau salah satu komponen rusak maka akan mengganggu komponen yang lain karena dalam suatu lingkungan hidup berlaku sistem yang disebut dengan rantai makanan. Pada dasarnya tiap-tiap komponen dalam ling kung an hidup dapat dikatakan sebagai satu untuk yang lain. Dalam hal in

Angka Kelahiran dan Angka Kematian

Angka Kelahiran dan Angka Kematian a. Kelahiran (Fertilitas/Natalitas) 1) Angka Kelahiran Kasar  Angka kelahiran kasar atau Crude Birth Rate (CBR) menunjukkan jumlah bayi yang lahir setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun. Menurut Wardiyatmoko angka kelahiran kasar (CBR) dalam kurun waktu 2000 - 2005 kurang lebih sebesar 29. Dibandingkan dengan CBR Asia 25, Thailand 28, Malaysia 27, dan Singapura 25 maka CBR Indonesia masih relatif tinggi. 2) Angka Kelahiran Umum  Angka kelahiran umum atau General Fertility Rate (GFR) adalah banyaknya kelahiran tiap 1.000 wanita yang berusia 15 - 49 tahun pada pertengahan tahun. 3) Angka Keahiran Khusus  Angka kelahiran khusus atau Age Spesific Birth Rate (ASBR) menunjukkan banyaknya bayi lahir setiap 1.000 orang wanita pada usia tertentu dalam waktu satu tahun. b. Kematian (Mortalitas) 1) Angka Kematian Kasar  Angka kematian kasar atau Crude Death Rate (CDR) menunjukkan jumlah kematian setiap 1.000 pendduk dalam setahun.  Angka kematian kasar terdiri a

Manfaat Komponen Ekosistem

Komponen-komponen ekosistem memiliki manfaat yang sangat besar bagi manusia dan makhluk hidup lain, di antaranya sebagai berikut. 1.  Sebagai sumber bahan makanan bagi makhluk hidup lain. Misalnya produsen menyediakan bahan makanan bagi konsumen primer (herbivora), konsumen primer menyedia- kan makanan bagi konsumen sekunder (karnivora), dan seterusnya. 2.  Berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem yang dinamis. Contohnya keberadaan harimau (karnivora) di suatu padang rumput untuk mencegah terjadinya ledakan populasi herbivora di wilayah tersebut, agar ketersediaan rumput selalu terjaga. Kehadiran predator dan parasitoid ikut mengontrol populasi hama agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar. 3.  Menjamin tetap berlangsungnya daur ulang sampah organik di ekosistem. Contohnya jamur dan bakteri pengurai berperan menguraikan sampah organik menjadi zat-zat anorganik yang sangat diperlukan bagi kehidupan tumbuhan dan sekaligus dapat mengatasi masalah sampah organik. 4. Se