Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Macam-macam Inferensi

Macam-macam Inferensi Ada dua macam inferensi (penarikan kesimpulan), yaitu : 1) Inferensi Induksi 2) Inferensi Deduksi Inferensi Induksi • Penarikan kesimpulan (inferensi) dari premis terhadap konklusinya bisa benar tetapi juga bisa salah, karena premisnya masih “mungkin”. Inferensi dari premis menuju konklusi yang hanya berdasarkan atas kemungkinan saja dinamakan inferensi induksi. Contoh 1) Semua angsa yang saya lihat warnanya putih 2) Saya telah melihat banyak angsa 3) Jadi, semua angsa warnanya putih Pernyataan (1) dan (2) merupakan premispremis, dan sepintas seperti argumen yang baik, karena premis-premisnya memberi akibat yang logis terhadap konklusinya, meskipun baru berupa sesuatu yang “mungkin” Inferensi Deduksi Penarikan kesimpulan (inferensi) argumen yang tepat tanpa berdasarkan kemungkinan disebut inferensi deduktif. Contoh 1) Semua manusi akan meninggal dunia 2) Romianti adalah seorang manusia 3) Jadi, Romianti akan meninggal dunia Pernyataan (1) dan (2) merupakan premisp

Pembuktian Validitas argumen

• Pada umumnya argumen deduktif yang benar diartikan sebagai argumen yang mempunyai premis-premis yang benar. Anggapan demikian tidaklah selalu tepat, sebab banyak argumen yang premis dan konklusinya benar, namun merupakan argumen deduktif yang salah, sebaliknya ada argumen deduktif yang benar tetapi makna atau isi premis dan konklusinya salah. Contoh 1 • Jakarta ibukota Indonesia • Ada bintang film senang kawin-cerai • Jadi, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Ternyata premis-premis dan konklusinya benar, namun argumen tersebut jelaslah salah, sebab konklusinya tak mengikuti premis-premisnya secara logis. Dengan kata lain, premis-premisnya tak mengakibatkan terjadinya konklusi. Contoh 2 • Semua bilangan imajiner adalah bilangan kompleks • 2 adalah bilangan imajiner • Jadi, 2 adalah bilangan kompleks Argumen ini merupakan argumen deduktif yang benar, walaupun mempunyai premis yang salah, yakni “2 adalah bilangan imajiner”. Argumen deduktif yang benar b

ATURAN PENARIKAN KESIMPULAN

• Suatu argumen yang mempunyai dua pernyataan atau lebih, jika pembuktiannya dengan menggunakan tabel kebenaran, maka cara kerjanya panjang dan sering membosankan. • Ada cara singkat, langsung dan tepat, yakni dengan menurunkan konklusi dari premispremisnya dengan menggunakan rentetan argumen elementer yang sudah diketahui valid. • Setiap substitution instance dari bentuk argumen elementer yang valid merupakan argumen yang valid pula Contoh • Perhatikan argumen berikut ; A B A B Argumen ini merupakan argumen yang valid, sebab merupakan substitution instance dari argumen elementer yang valid berikut ; p q pq Dengan cara mensubstitusi A dengan p dan B dengan q Macam-macam Penarikan Kesimpulan 1. Modus Ponen 2. Modus Tollen 3. Simplifikasi 4. Konjungsi 5. Hypothetical Syllogism 6. Disjunctive Syllogism 7. Constructive Dilemma 8. Destructive Dilemma 9. Addition 1. Modus Ponen Bentuk penarikan kesimpulannya adalah ; p q p q 2. Modus Tollen Bentuk p

Proses Disintegrasi Sebagai Akibat Perubahan Sosial

Proses Disintegrasi Sebagai Akibat Perubahan Sosial Dalam kehidupan bersama, masyarakat dengan kebudayaannya tidak akan lepas dari perubahan. Perubahan yang terjadi akan membawa dua akibat yang berbeda sebagai berikut. a. Berakibat Positif Terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya mampu menyesuaikan diri dengan gerak perubahan. Keadaan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam penyesuaian disebut adjustment, sedangkan bentuk penyesuaian masyarakat dengan gerak perubahan disebut integrasi. b. Berakibat Negatif Terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu menyesuaikan diri dengan gerak perubahan. Ketidakmampuan masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan perubahan disebut maladjustment. Akibat dari maladjustment, akan menimbulkan disintegrasi. Disintegrasi, yaitu proses memudarnya nilai dan norma dalam masyarakat sehingga berakibat adanya perubahan dalam lembaga kemasyarakatan. Dalam masyarakat Indonesia yang multi majemuk, sangat majemuk pula daya t

Bentuk Bentuk Disintegrasi

a. Pergolakan Daerah Pergolakan daerah adalah suatu gerakan sosial vertikal dan horizontal, yang dilakukan serentak dengan berbagai cara untuk memaksakan kehendak atau cita-cita. Sebab terjadinya pergolakan daerah sebagai berikut. 1) Perbedaan ideologi antargolongan dalam masyarakat. 2) Adanya pertentangan-pertentangan sosial, yang berkepanjangan dan sulit diatasi. 3) Tindakan sewenang-wenang dari pihak pemegang kekuasaan. 4) Adanya tokoh sebagai pendorong dan simbol pergolakan. Akibat pergolakan daerah sebagai berikut. 1) Merugikan diri sendiri, masyarakat, dan negara baik yang bersifat materiil maupun nonmateriil. 2) Mobilitas dan aktivitas masyarakat terganggu atau macet. 3) Timbulnya berbagai kerawanan dan gangguan keamanan. 4) Terjadinya perubahan-perubahan yang cenderung negatif terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat. b. Demonstrasi Demonstrasi adalah suatu gerakan massal yang bersifat langsung dan terbuka, yang dilakukan secara lisan, tulisan, dan tind

Ciri-ciri Masyarakat Tradisional dan Perubahannya Menjadi Masyarakat Modern

Ciri-ciri Masyarakat Tradisional dan Perubahannya Menjadi Masyarakat Modern Setiap masyarakat selalu mengalami perubahan peningkatan dalam rangka memperoleh efektivitas dan efisiensi kerja serta mutu kehidupan yang lebih baik. Perubahan itu berupa perubahan yang berangsur-angsur meninggalkan pola pikir (rasional) manusia. Perubahan masyarakat ini tidak berlangsung mulus. Bermacam-macam hambatan akan timbul dan terkadang mengalami kesulitan dalam mengatasinya. Misalnya, pada masalah pertumbuhan penduduk, ketenagakerjaan, keamanan, dan kelestarian lingkungan. Pola pikir tradisional mengandung unsur-unsur sebagai berikut. a. Bersifat sederhana dan memiliki daya pakai serta produktivitas yang relatif rendah. b. Bersifat tetap atau monoton. c. Berkaitan erat dengan tradisi masyarakat atau hal-hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat. d. Dalam beberapa hal memiliki sifat irasional, yaitu tidak mengikuti perkembangan zaman dan tidak berdasarkan akal pikiran manusia. Pola pikir modern mengandu

Gejala Modernisasi Masyarakat Indonesia Dalam Berbagai Bidang Kehidupan

Gejala Modernisasi Masyarakat Indonesia Dalam Berbagai Bidang Kehidupan a. Modernisasi Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung secara overlaping (tumpang tindih) dan interdependency (saling ketergantungan). Tingkat ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh suatu masyarakat tercermin dari teknologi yang dimiliki pada saat itu. Hal itu disebabkan teknologi merupakan buah dari ilmu pengetahuan dan dengan teknologi akan membantu perkembangan ilmu pengetahuan. Alih teknologi semakin lama semakin menggema. Hal itu bukan karena konferensi para ahli teknik atau bentuk-bentuk temuan baru lainnya, melainkan sudah menjadi kesepakatan nasional bahwa bangsa Indonesia perlu meningkatkan diri. Kemajuan dapat ditempuh dengan usaha modernisasi dan industrialisasi. Oleh karena itu, kedua usaha itu dapat didekati secara individual. Desa yang modern memiliki rakyat yang bermotivasi. Walaupun tidak menjalani industrialisasi, rakyat harus memiliki motivasi maj

Tantangan Global Terhadap Eksistensi Jati Diri Bangsa

Tantangan Global Terhadap Eksistensi Jati Diri Bangsa Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia semakin berat dari waktu ke waktu. Sebagai negara berkembang yang bercita-cita menjadi sebuah bangsa yang dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa maju di dunia. Indonesia menghadapi banyak tantangan yang semakin kompleks. Problem internal, baik menyangkut kehidupan ekonomi, politik, sosial, maupun budaya yang semakin tampak semakin mengusut, mengiringi tantangan yang menyerang dari luar yang tidak mudah untuk dikendalikan. Meskipun pemerintahan kita telah mengalami beberapa kali pergantian orde dan rezim, tetapi pemerintah baru yang menggantikannya tampak belum mampu untuk mengatasi problematika internal. Proses globalisasi yang berlangsung semenjak akhir abad ke-20 semakin dalam menusuk jantung kehidupan bangsa dan telah menimbulkan pelbagai problematika baru. Adapun problematika yang menjadi tantangan global terhadap eksistensi jati diri bangsa adalah sebagai be

Penyesuaian Kelembagaan/Akomodasi Baru

Penyesuaian Kelembagaan/Akomodasi Baru Keadaan yang serasi dan harmonis akan timbul apabila lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok dalam kehidupan manusia benar-benar berfungsi dan saling mengisi. Dengan kata lain, lembaga yang dibutuhkan dalam kehidupan berjalan secara stabil atau tidak mengalami gangguan dari faktor yang lain. Jadi, keserasian antara lembaga ekonomi, hukum, budaya, politik, dan lembaga lainnya akan menciptakan keadaan yang serasi dan harmonis dalam masyarakat. Dalam keadaan yang demikian, setiap individu secara psikologis akan merasakan ketenteraman. Setiap kali timbul gangguan terhadap keadaan yang serasi tadi maka masyarakat dapat menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatan dengan maksud menerima unsur yang baru. Adakalanya penerimaan unsur yang baru akan mengganggu keadaan keserasian atau keharmonisan yang mengakibatkan kegoyahan dalam suatu masyarakat. Keadaan ini terjadi bila unsur yang baru dan unsur yang lama masing-masing memiliki sifat

Macam Macam Perkawinan

a. Berdasarkan Banyaknya Suami dan Istri Perkawinan dapat dibedakan sebagai berikut. 1) Perkawinan monogami ialah perkawinan seorang suami hanya memiliki seorang istri dalam satu perkawinannya. Bentuk ini adalah bentuk yang paling umum di berbagai masyarakat seluruh dunia. 2) Perkawinan poligami ialah perkawinan seorang suami memiliki seorang istri lebih dari satu. Bentuk ini dilakukan oleh keluarga tertentu saja. Contoh: Raja-raja zaman dulu, keluarga bangsawan, orang-orang kaya, atau orang biasa karena alasan-alasan tertentu. 3) Perkawinan poliandri ialah perkawinan seorang istri memiliki suami lebih dari satu. Bentuk ini tidak lazim terjadi dan memang tidak dibenarkan oleh hukum negara, hukum agama, ataupun hukum adat. b. Bentuk Perkawinan Khusus Perkawinan dapat dibedakan sebagai berikut. 1) Perkawinan sororat (lanjutan) terjadi bila si istri meninggal maka suami itu mengawini saudara perempuan istrinya atas dasar izin atau mandat dari mendiang istri. Menurut ad

Upacara Adat di Masyarakat

Upacara Adat di Masyarakat Upacara adalah bentuk kegiatan manusia dalam hidup bermasyarakat yang didorong oleh hasrat untuk memperoleh ketenteraman batin atau mencari keselamatan dengan memenuhi tata cara yang ditradisikan dalam masyarakat. Koentjaraningrat berpendapat bahwa upacara yang diselenggarakan oleh masyarakat sejak zaman dahulu sampai sekarang dalam bentuk dan tata cara yang relatif tetap disebut upacara tradisional. Masyarakat yang masih melestarikan adat kebiasaan dan cara hidup yang sudah turuntemurun disebut masyarakat tradisional. Beberapa contoh upacara yang ada di masyarakat, yaitu sebagai berikut. a. Upacara Pertunangan Pertunangan adalah suatu perjanjian antara kedua belah pihak untuk melakukan suatu perkawinan di kemudian hari. Perjanjian tersebut baru mengikat kalau sudah ada penyerahan bingkisan sebagai  tanda pertunangan. Dalam penyerahan bingkisan dapat berasal dari keduanya (tukar menukar). Hal itu biasa terjadi di Dayak, Toraja, Batak, dan Minangkabau.

Ciri-ciri dan Fungsi Pranata Politik

Ciri-ciri dan Fungsi Pranata Politik Ciri-ciri pranata politik sebagai berikut. a. Adanya asosiasi politik yang disebut pemerintah yang aktif. b. Adanya suatu komunitas manusia yang hidup bersama atas dasar nilainilai yang disepakati bersama. c. Pemerintah melaksanakan fungsi-fungsi untuk kepentingan bersama (umum). d. Pemerintah diberi kewenangan untuk memonopoli penggunaan atau ancaman paksaan fisik. e. Pemerintah mempunyai kewenangan tersebut hanya pada wilayah tertentu. Pranata politik memiliki beberapa fungsi sebagai berikut. a. Melaksanakan kesejahteraan umum. Pranata politik merencanakan dan melaksanakan pelayanan sosial dan pemenuhan kebutuhan pokok warga masyarakat seperti sandang, pangan dan papan. b. Memelihara ketertiban di dalam wilayahnya. Pemeliharaan ketertiban dilaksanakan baik dengan tidak menggunakan kekerasan (persuasif) maupun dengan paksaan fisik. Pranata politik bertindak sebagai pemaksa hukum dan menyelesaikan konflik-konflik dalam masyarakat secara adil. c. Men

Fungsi Kekuasaan Yudikatif

Fungsi Kekuasaan Yudikatif Kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan yang dimiliki oleh warga masyarakat untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undangundang melalui wakil-wakilnya yang duduk dalam lembaga Mahkamah Agung (MA). Lembaga ini berperan sebagai alat pengendali sosial, yang pelaksanaannya dilakukan terhadap lembaga kekuasaan eksekutif. Lembaga ini mempunyai wewenang untuk menegur, menasihati, atau memberi saran-saran kepada pemerintah dalam kaitan pelaksanaan GBHN dan undang-undang hasil produk lembaga legislatif. Lembaga yudikatif ini bersifat independen, artinya kekuasaannya tidak dibatasi, baik oleh lembaga eksekutif maupun lembaga legislatif, tetapi dibatasi oleh Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara yang merupakan sumber dari semua norma-norma hukum yang berlaku di masyarakat/negara Indonesia.

PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA/PRANATA AGAMA

PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA/PRANATA AGAMA Pranata agama sebagai bagian dari pranata sosial adalah sistem norma yang khusus untuk mengatur hubungan antara manusia dengan penciptanya (Khaliknya) dan antarsesama manusia sehingga ketenteraman dan kedamaian batin dapat dikembangkan. Adanya pranata agama ini sejalan dengan hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, di samping sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Pranata agama ini berisikan aturan-aturan yang berasal dari Tuhan melalui para rasul/nabi dan dibukukan dalam sebuah kitab suci. Tujuannya untuk mengatur hubungan manusia dengan penciptanya dan antarsesama manusia sehingga kehidupan manusia menjadi damai dan teratur di dunia. Pranata agama ini tentu saja harus dijadikan pedoman pola tindakan warga masyarakat dalam berinteraksi dengan penciptanya dan berinteraksi sosial dengan sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Fungsi nyata agama sebagai berikut. 1. Ritual yang melambangkan doktrin dan yang mengingatkan manusia pada dokt

Penelitian Ditinjau dari Cara Pembahasannya

Penelitian Ditinjau dari Cara Pembahasannya Penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penelitian deskriptif dan penelitian inferensial. a. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang melukiskan, memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu keadaan, objek, atau peristiwa secara apa adanya. b. Penelitian inferensial, yaitu tidak hanya melukiskan peristiwa saja, tetapi juga menarik kesimpulan umum dari masalah yang diteliti.

Penelitian Dilihat dari Wujud Data

Penelitian Dilihat dari Wujud Data Dilihat dari wujud datanya, penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Disebut penelitian kuantitatif jika data penelitiannya berupa angka-angka dan disebut penelitian kualitatif jika data penelitiannya berupa pernyataan dengan kata-kata atau tindakan.

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Prosedur Penulisan Laporan Setelah garis besar laporan terbentuk, selanjutnya tinggal menyusun laporan penelitian. Bahan-bahan laporan penelitian adalah data-data dan keterangan-keterangan yang disusun dalam catatan-catatan tentang apa yang dipikirkan sebelum mengadakan penelitian, catatan-catatan yang dibuat selama penelitian hingga catatan-catatan setelah penelitian itu berlangsung. Pada saat peneliti mempersiapkan rancangan penelitiannya, ia menyusun bagian masalah penelitian seperti latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, tinjauan kepustakaan, dan batasan konsep. Peneliti pun menyusun objek dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen, dan teknik pengolahan dan analisis data. Jadi, bagian masalah penelitian, tinjauan kepustakaan dan metodologi penelitian sudah dapat dirampungkan sebelum pengolahan dan analisis data selesai. Sampai tahap ini, penulis hanya perlu memberi uraian-uraian tambahan dari apa yang telah dinyatakan dalam rancangan penelitian. Misaln

RUMUSAN SIMPULAN DAN SARAN

Dalam laporan penelitian dan laporan ilmiah, uraian pada bab penutup biasanya berisi simpulan dan saran. Simpulan di sini berarti menyimpulkan dan memperlihatkan mengenai implikasi, hubungan dan akibat, atau hasil dari uraian yang telah dibicarakan. Jangan mengemukakan simpulan suatu hal apabila pembuktiannya tidak terdapat dalam uraian. Dari simpulan inilah hipotesis dapat diketahui benar atau salahnya. Jadi, simpulan yang dimaksud artinya tidak sama dengan ikhtisar sebab ikhtisar berarti meringkaskan apa yang telah dibicarakan. Dalam hal testing research, sebagai simpulan peneliti akan menolak atau menerima hipotesis yang telah dirumuskan. Dalam penolakan atau penerimaan hipotesis, biasanya diikutsertakan pula suatu uraian yang mengaitkan penolakan atau penerimaan tersebut pada teknik dan metode yang dipakai. Kesimpulan dalam suatu penelitian bukanlah suatu karangan. Kesimpulan bukan merupakan khayalan peneliti yang bertujuan menyenangkan hati pembaca. Kesimpulan disusun berdasarkan