Langsung ke konten utama

Algoritma Mengecek Matriks Identitas Dan Matriks Segitiga Atas Dan Contoh Dalan Bahasa Javascript

Algoritma untuk mengecek apakah matriks berupa matriks identitas

Matriks Identitas

matriks identitas adalah matriks yang memiliki diagonal semua 1

[1,0,0]
[0,1,0]
[0,0,1]

algoritma ini akan mengecek apakah diagonal dari matriks yang di uji adalah 1 melalui perulangan for.  jika ditemukan bukan angka 1 maka y ditambah satu. jika "y" memiliki nilai bukan 0 maka matriks tersebut bukan merupakan matriks identitas.

contoh matriks
[1,0,1]
[0,1,0]
[0,1,1] arr=[[1,0,1],[0,1,0],[0,1,1]] merupakan matrik identitas

[0,1,0]
[0,1,0]
[0,1,0] arr=[[0,1,0],[0,1,0],[0,1,0]] bukan matriks identitas

deklarasi
x,y : real
arr : array

algoritma
y=0
untuk x=1 ke panjang array
mulai
jika array[x][x] != 1 maka y ditambah 1
y++
selesai
jika y != 0 maka
tulis "Bukan matriks identitas"
jika tidak maka
tulis "Matriks identitas"





Matriks Segitiga Atas



Algoritma untuk mengecek apakah matriks berupa matriks segitiga atas

[1,1,1]
[0,1,1]
[0,0,1]

matriks segitiga atas adalah matriks yang dibagian diagonal bawah memiliki nilai 0.

algoritma ini akan mengecek apakah diagonal bawah dari matriks yang di uji memiliki nilai 0 melalui perulangan for.  jika ditemukan bukan angka 0 maka z ditambah satu. jika "y" memiliki nilai bukan 0 maka matriks tersebut bukan merupakan matriks segitiga atas.

contoh matriks
[1,6,9]
[0,2,6]
[0,0,1] arr=[[1,6,9],[0,2,6],[0,0,1]] merupakan matrik segitiga atas

[0,1,1]
[0,1,0]
[1,1,0] arr=[[0,1,1],[0,1,0],[1,1,0]] bukan matriks segitiga atas


deklarasi
x,y,z : real
arr : array

algoritma
z=0;
untuk x=0 ke panjang array
mulai
untuk y=0 ke x
mulai
jika arr[x][y] != 0 maka
z++
selesai
selesai
jika z != 0 maka
tulis "Bukan matriks segitiga atas"
jika tidak
tulis "Matriks segitiga atas"


Di bawah ini merupakan program berbahasa javascript dari algoritma diatas:


function identitas(arr){
for(var x in arr){
y=0;
if (arr[x][x]!=1){
y++;  //jika ada yang bukan 1 berarti bukan matriks identitas
}
}
if(y!=0){
console.log("bukan identitas");
return false;
}else{
console.log("matriks identitas");
return true;
}
}



function segitigaAtas(arr){
for(var x in arr){
console.log(arr[x]);
}
z=0;
for (var x=0;x<arr.length;x++){
for (var y=0;y<x;y++){
if(arr[x][y]!=0){
z++;   // jika ada yang bukan nol berarti bukan matriks segitiga atas
}
}
}
console.log(y);
if(z!=0){
console.log("bukan matriks segitiga atas");
return false;
}else{
console.log("matriks segitiga atas");
return true;
}

}

identitas([[1,1,1],[0,1,1],[0,0,1]]);
segitigaAtas([[1,1,1],[1,1,1],[0,0,1]]);

by: Agung Tuah Ananda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

metode goresan atau spread plate method

metode goresan atau spread plate method proses penanaman bakteri hanya dilakukan di permukaan bakteri saja.Teknik ini menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan metode ini adalah bakteri-bakteri anaerob tidak dapat tumbuh, karena goresan hanya dilakukan di permukaan media saja. pada metode goresan atau spread plate, bakteri hanya tumbuh pada permkaan media yang digores saja, sementara pada metode cawan tuang atau pour plate, bakteri tumbuh tidak hanya di permukaan media saja tetapi diseluruh bagian media. Dalam melakukan teknik goresan harus memperhatikan beberapa hal berikut ini, antara lain: 1. Gunakan jarum ose yang telah dingin untuk menggores permukaan lempengan media. Jarum ose yang masih panas akan mematikan mikroorganisme sehingga tidak terlihat adanya pertumbuhan mikroorganisme di bekas gores

Penelitian Ditinjau dari Cara Pembahasannya

Penelitian Ditinjau dari Cara Pembahasannya Penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penelitian deskriptif dan penelitian inferensial. a. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang melukiskan, memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu keadaan, objek, atau peristiwa secara apa adanya. b. Penelitian inferensial, yaitu tidak hanya melukiskan peristiwa saja, tetapi juga menarik kesimpulan umum dari masalah yang diteliti.

Prosedur Uji Salmonella

Prosedur Uji Salmonella Untuk melakukan deteksi cemaran Salmonella pada produk makanan, ada beberapa metoda yang direkomendasikan untuk digunakan oleh industri maupun laboratorium analisa lainnya. Salah satunya adalah metoda yang diterbitkan oleh Badan Standarisasi Internasional, yaitu Standar ISO 6579 : 2002 Microbiology of food and animal feeding stuffs -- Horizontal method for the detection of Salmonella spp. Dalam metoda ISO 6579 : 2002 ini terdiri dalam tiga tahapan, tahap pertama adalah pre-enrichment, tahap kedua adalah selective enrichment, dan tahap ketiga adalah isolasi pada media agar selektif. Tahap pre enrichment menggunakan media kultur cair yaitu Buffered Peptone Water (BPW). Pre-enrichment pada media kultur cair berfungsi untuk memperbaiki kondisi bakteri yang injured.Tahapan kedua adalah melakukan selective enrichment pada 2 jenis media kultur cair, yaitu Rappaport Vassiliadis Salmonella Enrichment Broth (RVS) dan Muller Kaufman Tetrathionate Novobiocin