Langsung ke konten utama

Identifikasi Escherichia coli Menggunakan Uji IMVIC (Indol Metil Voges-Proskauer Citrate)

Identifikasi Escherichia coli Menggunakan Uji IMVIC (Indol Metil
Voges-Proskauer Citrate)
Uji IMVIC terdiri dari uji indol, uji merah metil, uji Voges-Proskauer, dan uji
sitrat.
1) Uji Indol
Uji IMVIC diawali dengan uji indol. Adanya Indol akan menyebabkan
amil alcohol berubah warnanya menjadi merah tua .E.coli menghasilkan
enzim tryptofanase yang mengkatalisasikan penguraian gugus Indol dari
tryptofan. Dalam media biakan , Indol menumpuk sebagai produk
buangan , sedangkan bagian lainnya dari molekul tryptofan ( asam
piruvat dan NH4+ ) dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan zat
hara mikroorganisme. Reagens bereaksi dengan indol dan
menghasilkan senyawa yang tidak larut dalam air dan berwarna merah pada permukaan medium (Widyawati, 2012).

Prosedur kerja dalam uji indol menurut SNI 01-2897-1992 tentang Cara
uji cemaran mikroba adalah sebagai berikut:
 Dari biakan murniyang ditumbuhkan pada agar, ambil satu lop
biakan tersebut dengan jarum ose dan inokulasikan pada media
tryptone broth,
 Inkubasi pada suhu 350C selama 18-24 jam
 Tambahkan 0,2 – 0,3 ml pereaksi indol kedalam masing-masing
tabung dan kocok selama 10 menit.
 Perhatikan perubahan yang terjadi pada tabung reaksi

Uji Indol positif ditandai dengan terbentuknya cincin yang berwarna
merah muda di permukaan biakan apabila ditambahkan beberapa tetes
pereaksi indol yang terdiri dari p-dimetilaminobenzaldehid, butanol, dan
asam. Uji ini menggunakan media Tryptone Broth yang mengandung
substrat triptofan. Reaksi positif terjadi karena triptofan dikonversi
menjadi indo

2) Uji Metil Red (MR)
Tujuan dari uji MR ini adalah untuk membedakan antara organisme
yang mampu mengubah glukosa menjadi piruvat. Uji ini akan
mendeteksi bakteri menggunakan jalur asam campur, jika hasil akhir
asam, maka tidak terjadi perubahan warna metil red (merah). Beberapa
bakteri memfermentasi glukosa dan menghasilkan berbagai produk
yang bersifat asam sehingga akan menurunkan pH media pertumbuhan
menjadi 5.0 atau lebih rendah. Penambahan indikator metil red dapat
menunjukkan adanya perubahan pH menjadi asam . Metil Red
berwarna merah pada lingkungan dengan Ph 4.4 dan berwarna kuning
dengan ph 6,2. Uji ini sangat berguna dalam identifikasi kelompok
bacteri yang menempati saluran pencernaan. Reaksi yang terjadi pada
uji metil red dapat digambarkan sebagai berikut:
Glucose + H
2O L Aa cc ettiic c a ac ciid d
Formic acid
CO
2 + H2 (pH 4,4)
Methyl red indicator red color
Gambar 25. Reaksi kimia uji Metil Red
Prosedur kerja dari uji metil red berdasarkanSNI 01-2897-1992 tentang
Cara uji cemaran mikroba adalah sebagai berikut:
 Inokulasikan 1 lop bakteri dengan menggunakan jarum ose ke
dalam perbenihan MR-VP
 Inkubasikan pada suhu 350C selama 48 jam
 Tambahkan 5 ml reagen Methyl Red kedalam tabung MR-VP
kemudian Inkubasi lagi selama 72 jam jadi total masa inkubasi
adalah 120 jam atau 5 hari .

Uji akan bersifat positif bila kaldu berwarna merah setelah penambahan
reagens Methyl Red dan akan bersifat negatif bila kaldu MR-VP
berubahan warna menjadi kuning atau jingga setelah penambahan
reagens .
3) Uji VP ( Voges Proskauer )
Uji Voges Proskueur digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme
yang melakukan fermentasi dengan hasil akhir 2,3 butanadiol. Bila
bakteri memfermentasikan karbohidrat menjadi 2,3 butanadiol sebagai
produk utama, akan terjadi penumpukan bahan tersebut dalam media
pertumbuhan. Pada uji ini dilakukan penambahan 40% KOH dan 5%
larutan alphanaphtol pada saat pengamatan. Hal ini dapat menentukan
adanya asetoin (asetil metil karbinol), suatu senyawa pemula dalam
sintesis 2,3 butanadiol. Reaksi kimia uji VP dapat digambarkan seperti
gambar dibawah ini:

Prosedur kerja dari uji metil red berdasarkanSNI 01-2897-1992 tentang
Cara uji cemaran mikroba adalah sebagai berikut:
Bahan yang diperlukan
a. Kaldu MR-VP ( Methyl Red – Voges Proskauer
b. Larutan 40% KOH
c. Larutan 5% alpha-naphtol
Cara Kerja
 Inokulasikan 1 lop biakan murni kedalam MRVP Broth.
 Inkubasikan selama 48 jam± 2 jam pada suhu 35oC +1oC.
 Pindahkan sebanyak 1 ml dari setiap MRVP Broth yang tumbuh ke
tabung reaksi ukuran 13 mm x 100 mm steril dan tambahkan 0,6 ml
larutan alpha naphtol dan 0,2 ml 40 % KOH
 Kocok dan diamkan selama 2-4 jam.

Uji positif jika terbentuk warna merah muda eosin sampai merah delima
(ruby) seperti gambar dibawah ini. Uji bersifat Negatif bila kaldu MR-VP
tidak memperlihatkan perubahan warna setelah penambahan reagens.
Perubahan warna ini disebabkan oleh adanya asetoin. Perubahan warna
ini diperjelas dengan penambahan larutan alpha naphtol. Perubahan
warna medium biakan lebih jelas pada bagian yang berhubungan
dengan udara karena 2,3 butanadiol dioksidasikan kembali menjadi
asetoin sehingga memperjelas hasil reaksi.
4) Uji Sitrat
Uji sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme
menggunakan sitrat sebagai satu satunya sumber karbon dan energi.
Untuk uji ini dapat digunakan medium sitrat -Koser , berupa medium
cair , atau medium simon sitrat berupa medium padat. Simon Citrat
Agar merupakan medium sintetik dengan Na sitrat sebagai satu satunya sumber karbon, NH4+ sebagai sumber N dan bromthymol blue sebagai
indikator pH, sedangkan medium sitrat koser tidak mengandung
indikator.
Bila mikroorganisme mampu menggunakan sitrat , maka asam akan
perlahan menghilang dari medium biakan , sehingga menyebabkan
peningkatan pH dan mengubah warna medium dari hijau menjadi biru.
Perubahan warna dari hijau menjadi biru menunjukkan bahwa
mikroorganisme mampu menggunakan sitrat sebagai satu satunya
sumber karbon, sedangkan pada medium sitrat koser kemampuan
menggunakan sitrat ditunjukkan oleh kekeruhan yang menandakan
adanya pertumbuhan (Widyawati, 2012).
Secara prosedur, uji sitrat adalah sebagai berikut:
Bahan yang diperlukan:
Biakan : Escherichia coli
Media biakan : Simmons citrate agar
Cara kerja:
1. Inokulasikan 1 lop biakan murni kedalam media Simmons Citrate.
2. Inkubasikan pada suhu 350C selama 48-96 jam.
Uji sitrat positif ditunjukkan oleh perubahan warna biakan dari hijau
menjadi biru karena terbentuknya natrium karbonat hasil reaksi
enzimatis yang mengubah indikator bromtimol biru pada media.
ji sitrat neg
Escherichia coli dinyatakan positif apabila uji indol dan metil merah
menunjukkan hasil positif, sedangkan uji Voges-Proskauer dan uji sitrat
menunjukkan hasil negatif. Jika salah satu interpretasi hasil tidak sesuai
maka biakan yang diuji dinyatakan tidak mengandung Escherichia coli.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

metode goresan atau spread plate method

metode goresan atau spread plate method proses penanaman bakteri hanya dilakukan di permukaan bakteri saja.Teknik ini menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan metode ini adalah bakteri-bakteri anaerob tidak dapat tumbuh, karena goresan hanya dilakukan di permukaan media saja. pada metode goresan atau spread plate, bakteri hanya tumbuh pada permkaan media yang digores saja, sementara pada metode cawan tuang atau pour plate, bakteri tumbuh tidak hanya di permukaan media saja tetapi diseluruh bagian media. Dalam melakukan teknik goresan harus memperhatikan beberapa hal berikut ini, antara lain: 1. Gunakan jarum ose yang telah dingin untuk menggores permukaan lempengan media. Jarum ose yang masih panas akan mematikan mikroorganisme sehingga tidak terlihat adanya pertumbuhan mikroorganisme di bekas gores...

Prosedur Uji Salmonella

Prosedur Uji Salmonella Untuk melakukan deteksi cemaran Salmonella pada produk makanan, ada beberapa metoda yang direkomendasikan untuk digunakan oleh industri maupun laboratorium analisa lainnya. Salah satunya adalah metoda yang diterbitkan oleh Badan Standarisasi Internasional, yaitu Standar ISO 6579 : 2002 Microbiology of food and animal feeding stuffs -- Horizontal method for the detection of Salmonella spp. Dalam metoda ISO 6579 : 2002 ini terdiri dalam tiga tahapan, tahap pertama adalah pre-enrichment, tahap kedua adalah selective enrichment, dan tahap ketiga adalah isolasi pada media agar selektif. Tahap pre enrichment menggunakan media kultur cair yaitu Buffered Peptone Water (BPW). Pre-enrichment pada media kultur cair berfungsi untuk memperbaiki kondisi bakteri yang injured.Tahapan kedua adalah melakukan selective enrichment pada 2 jenis media kultur cair, yaitu Rappaport Vassiliadis Salmonella Enrichment Broth (RVS) dan Muller Kaufman Tetrathionate Novobiocin...

Penelitian Ditinjau dari Cara Pembahasannya

Penelitian Ditinjau dari Cara Pembahasannya Penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penelitian deskriptif dan penelitian inferensial. a. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang melukiskan, memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu keadaan, objek, atau peristiwa secara apa adanya. b. Penelitian inferensial, yaitu tidak hanya melukiskan peristiwa saja, tetapi juga menarik kesimpulan umum dari masalah yang diteliti.